Kembangkan bisnis Anda dengan buletin Discover
Saran & wawasan logistik langsung ke kotak masuk Anda
Berlangganan sekarang
Indonesia dan Australia memiliki hubungan perdagangan yang berkembang pesat yang didorong oleh kedekatan geografis dan hubungan ekonomi yang kuat. Hubungan yang dinamis ini memfasilitasi pertukaran barang yang beragam, dengan Indonesia mengekspor produk-produk utama seperti pupuk nitrogen, tampilan video, dan minyak mentah ke Australia, seperti yang dilaporkan oleh OEC. Selain itu, yang lebih lanjut mendukung dan merampingkan perdagangan barang adalah perjanjian perdagangan yang adil antara kedua negara seperti Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA).
Bagi bisnis Indonesia yang mengincar pasar Australia, menavigasi proses ekspor sangat penting. Peraturan dan prosedur dapat berkembang karena berbagai faktor, termasuk pergeseran ekonomi atau pembaruan kebijakan. Oleh karena itu, penting untuk tetap mendapat informasi tentang cara mengekspor ke Australia.
Peraturan Kepabeanan Australia sangat penting untuk menjaga integritas perbatasan negara dan melindungi ekonomi dan warganya. Peraturan ini ditegakkan oleh Pasukan Perbatasan Australia (Australian Border Force, ABF), yang memainkan peran penting dalam mengelola impor barang, memastikan kepatuhan terhadap hukum, dan memungut biaya impor dan pajak.
Memahami peraturan ini sangat penting bagi setiap bisnis Indonesia yang ingin mengimpor barang ke Australia. Ketidakpatuhan dapat menyebabkan hukuman berat, penundaan, dan bahkan penyitaan barang. Oleh karena itu, tetap mengikuti peraturan Bea dan Cukai Australia adalah suatu keharusan.
Agar berhasil mengirimkan barang dari Indonesia ke Australia, dokumentasi dan persyaratan tertentu harus dipenuhi. Dokumen-dokumen ini berfungsi sebagai bukti kepatuhan dan memfasilitasi proses clearance kepabeanan.
Beberapa barang impor mungkin memerlukan dokumentasi dan inspeksi tambahan sebelum dapat dibersihkan dari bea cukai.
Barang biasanya diperiksa oleh departemen pengatur terkait. Misalnya, makanan impor untuk dijual akan diperiksa dan diuji di bawah Skema Inspeksi Makanan Impor (Imported Food Inspection Scheme, IFIS) Pemerintah Australia.
Selain itu, produk pertanian atau tanaman diharuskan memiliki dokumen pendukung dari Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan untuk membantu merampingkan entri mereka. Dokumen-dokumen ini mungkin termasuk sertifikat fitosanitari atau sertifikat kesehatan masyarakat.
Semua barang manufaktur harus memenuhi standar keamanan Australia. Selain itu, mereka tidak boleh melanggar merek dagang, hak cipta, dan lencana Olimpiade yang dilindungi.
Penting untuk mengetahui peraturan zat di Australia. Beberapa bahan kimia dalam proses pembuatan tekstil dianggap terlalu berbahaya untuk penggunaan apa pun, termasuk Polychlorinated biphenyls (PCBs) dan Asbes. Ada juga zat yang perlu diatur karena tingkat tinggi pada tekstil bisa berbahaya. Ini termasuk pewarna formaldehida dan azo.
Saat mengimpor barang dari Indonesia ke Australia, sangat penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tarif dan bea masuk untuk menghindari pengeluaran tak terduga. Importir bertanggung jawab untuk menilai sendiri secara akurat klasifikasi tarif yang benar untuk barang-barang mereka. Jika mendeklarasikan tarif yang salah, hal itu dapat mengakibatkan penalti yang signifikan. Untuk mengurangi risiko ini, Pasukan Perbatasan Australia sering menyarankan importir untuk berkolaborasi dengan broker kepabeanan, yang dapat membantu merampingkan klasifikasi dan proses kepatuhan.
Bea masuk dengan nilai lebih dari AU$1000 dan barang-barang impor seperti tembakau, produk tembakau, dan alkohol dikenakan tarif cukai. Sebagai anggota Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA), Indonesia dapat memperoleh keuntungan dari tarif preferensial untuk barang-barang tertentu, membuat perdagangan antara kedua negara semakin menguntungkan.
Barang impor juga dikenakan biaya pemrosesan impor, yang dapat bervariasi tergantung pada barangnya. Misalnya, elektronik yang merupakan barang gudang dikenakan biaya AU$23,00.
Sebelum mengekspor barang ke Australia, bisnis Indonesia harus mengetahui berbagai barang yang dibatasi dan dilarang. Beberapa barang yang dikendalikan Pemerintah Australia antara lain kendaraan bermotor, kapal pesiar, hewan, barang antik, logam mulia, koin, perhiasan, dan kekayaan intelektual.
Untuk barang terlarang, ini termasuk barang warisan budaya, obat-obatan dan narkotika, senjata elektromagnetik, ikan, pipa es, dan banyak lagi. Untuk memastikan kepatuhan, penting untuk meninjau secara menyeluruh dan memeriksa ulang daftar barang terlarang yang disediakan oleh Pasukan Perbatasan Australia sebelum melanjutkan rencana ekspor apa pun.
Menavigasi proses clearance di Australia membutuhkan ketepatan dan kepatuhan terhadap prosedur yang ditetapkan. Berikut panduan langkah demi langkah:
Memastikan kepatuhan terhadap peraturan Kepabeanan Australia sangat penting untuk menghindari hukuman, penundaan, dan komplikasi lain yang dapat timbul selama proses impor. Berikut adalah beberapa tips penting untuk membantu Anda menjaga kepatuhan dan memastikan pengalaman yang lancar:
Peraturan Bea dan Cukai dapat berubah, dan tetap mendapat informasi sangat penting untuk bisnis apa pun yang terlibat dalam perdagangan internasional. Tinjau pembaruan secara teratur dari Pasukan Perbatasan Australia (ABF) dan otoritas terkait lainnya untuk memastikan bahwa bisnis Anda selalu beroperasi dalam kerangka hukum terbaru.
Salah satu penyebab paling umum dari keterlambatan dan penalti dalam proses impor adalah dokumentasi yang salah atau tidak lengkap. Dari faktur komersial hingga deklarasi impor, setiap dokumen harus diisi dengan informasi yang tepat. Periksa kembali detailnya, seperti deskripsi produk, nilai, dan klasifikasi tarif, untuk menghindari perbedaan.
Menavigasi kompleksitas peraturan bea cukai bisa menjadi tantangan, terutama bagi bisnis yang baru mengenal perdagangan internasional. Bermitra dengan pialang bea cukai dan penyedia logistik yang berpengalaman dapat membantu Anda menghindari jebakan umum seperti kesalahan klasifikasi barang, perhitungan bea masuk yang salah, dan ketidakpatuhan terhadap pembatasan impor. Mereka berpengalaman dalam seluk-beluk proses impor di Australia dan dapat memberikan panduan berharga tentang persyaratan peraturan, dokumentasi, dan strategi kepatuhan.
Untuk menjaga kepatuhan, penting untuk meninjau dan mengaudit proses impor Anda secara teratur. Ini termasuk memverifikasi bahwa semua prosedur selaras dengan peraturan saat ini, menilai keakuratan dokumentasi Anda, dan memastikan bahwa semua staf yang terlibat dalam proses impor dilatih secara memadai. Melakukan audit berkala dapat membantu mengidentifikasi area potensial ketidakpatuhan dan memungkinkan Anda untuk mengatasinya secara proaktif, mengurangi risiko penalti, dan memastikan kelancaran operasi.
Menavigasi kompleksitas peraturan pengiriman internasional membutuhkan keahlian penyedia logistik berpengalaman seperti DHL Express. Dengan pengalaman bertahun-tahun, kami di DHL Express telah mendukung bisnis yang tak terhitung jumlahnya dalam pengiriman barang ke Australia, menawarkan berbagai layanan yang dirancang untuk membantu bisnis memperluas operasi mereka secara internasional. Berikut adalah beberapa alasan untuk mempertimbangkan untuk bermitra dengan DHL Express saat mengirim dari Indonesia ke Australia:
Buka akun bisnis dengan kami hari ini untuk merasakan pengiriman internasional yang andal dan nyaman dengan DHL Express. Untuk tips lebih lanjut tentang Kepabeanan, lihat panduan kami tentang cara menghindari paket tertunda di Bea dan Cukai.