Vietnam dan Indonesia adalah dua negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Asia Tenggara — dan hubungan dagang yang semakin kuat menunjukkan perkembangan positif tersebut. Nilai perdagangan bilateral kedua negara telah lebih dari dua kali lipat dalam empat tahun terakhir, dari US$8,07 miliar pada 2020 menjadi lebih dari US$16 miliar pada 2024.1 Pertumbuhan yang mengesankan ini menegaskan adanya kemitraan ekonomi yang kuat, didasari oleh tujuan regional yang sama dan industri yang saling melengkapi.
Bagi pelaku bisnis Indonesia yang ingin berekspansi ke pasar Asia Tenggara lainnya, Vietnam menawarkan peluang ekspor yang menjanjikan. Dengan lokasi strategis dan pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, memahami cara memasuki pasar Vietnam dapat membuka peluang baru untuk mengembangkan bisnis Anda.
Perdagangan Indonesia–Vietnam: Kemitraan ekonomi yang terus berkembang
Bagi bisnis di Indonesia yang ingin memanfaatkan kuatnya hubungan dagang antara Indonesia dan Vietnam, memahami proses ekspor ke negara tersebut sangatlah penting.
Produk ekspor utama Indonesia ke Vietnam
Pada 2024, Indonesia mengekspor 39 jenis produk utama ke Vietnam. Beberapa produk terbesar meliputi:
- Batu bara - US$2.490 miliar
- Besi dan baja - US$1,260 miliar
- Mobil - US$1.030 miliar
- Logam umum lainnya - US$753 juta
- Lemak hewani dan nabati - US$690 juta
- Kertas - US$285 juta
Produk ekspor utama Vietnam ke Indonesia
Di saat yang sama, pertumbuhan nilai ekspor Vietnam juga melampaui pertumbuhan impornya, sehingga perlahan mengurangi defisit perdagangan negara tersebut dengan Indonesia. Pada 2024, Vietnam mengekspor 34 produk utama ke Indonesia, dengan nilai terbesar sebagai berikut:
- Beras – US$746 juta
- Mesin, peralatan, perkakas, dan suku cadang lainnya – US$491 juta
- Besi dan baja – US$410 juta
- Kendaraan dan suku cadang transportasi - US$394 juta
- Bahan kimia - US$359 juta
- Produk kimia - US$139.700 juta
(Sumber: Statistik dari Vietnam Briefing per Maret 2025.2)
Kerja sama yang lebih luas dari sekadar perdagangan
Selain perdagangan, hubungan ekonomi antara Vietnam dan Indonesia berkembang menjadi kemitraan strategis yang ditopang oleh kolaborasi investasi dan prioritas pembangunan bersama. Menurut Deputi Menteri Investasi Indonesia, Nurul Ichwan, kedua negara melihat potensi besar dalam hubungan ekonomi mereka — bukan hanya untuk meningkatkan perdagangan, tetapi juga memperkuat kerja sama di sektor investasi strategis.
Hal ini terlihat dari meningkatnya investasi Vietnam di Indonesia, terutama di sektor kendaraan listrik, perhotelan, perikanan, dan konstruksi. Contohnya, investasi VinFast di Indonesia menunjukkan visi jangka panjang untuk kerja sama berkelanjutan, khususnya dalam energi hijau (green energy) dan teknologi bersih (clean technology).
Kedua negara juga memanfaatkan peluang dari Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), yang meningkatkan akses pasar dan integrasi regional. Dengan sumber daya alam Indonesia yang melimpah dan keunggulan Vietnam dalam energi terbarukan serta pengembangan digital, kemitraan ini meluas ke sektor prioritas seperti ketahanan pangan, semikonduktor, kesehatan, infrastruktur, dan teknologi pengurangan emisi karbon, termasuk CCS dan CCUS.
Upaya kolaboratif ini menunjukkan pergeseran menuju keberlanjutan dan keselarasan strategis, menempatkan Vietnam dan Indonesia sebagai dua kekuatan komplementer yang mendorong kemajuan ekonomi di kawasan ASEAN.3
Panduan Langkah demi Langkah: Ekspor dari Indonesia ke Vietnam
Bagi bisnis di Indonesia yang ingin memanfaatkan kuatnya hubungan dagang antara Indonesia dan Vietnam, memahami proses ekspor ke negara tersebut sangatlah penting.
1. Persiapan awal bagi eksportir Indonesia
Sebelum mulai mengirim produk ke Vietnam, Anda perlu menyiapkan dokumen usaha yang dibutuhkan dan memilih apakah akan mendirikan perusahaan dagang di Vietnam atau bekerja sama denganimportir tercatat ( Importer of Record, IOR).
a. Dokumen usaha yang diperlukan di Indonesia
Eksportir di Indonesia wajib mendaftar melalui Indonesia National Single Window System (SINSW)—platform elektronik untuk memproses dokumen kepabeanan dan perizinan ekspor.
Untuk mengajukan permohonan lewat SINSW, eksportir harus mendapatkan hak akses dengan mengunggah dokumen berikut:
- Untuk eksportir individu: Identitas wajib pajak atau Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Identitas Kepabeanan (sebagaimana berlaku).
- Untuk koperasi dan badan usaha: Baik Nomor identifikasi bisnis atau Nomor Induk Berusaha (NIB) maupun NPWP.
Setelah akses diberikan, eksportir harus mengunggah dokumen sesuai jenis barang yang akan diekspor. Persyaratan detailnya ada di Lampiran I Permendag No. 19/2021 dan harus dilengkapi dengan surat pernyataan tanggung jawab.
Jika semua dokumen lengkap dan memenuhi syarat, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri akan menerbitkan izin usaha ekspor melalui sistem INATRADE. Izin ini dikirim secara elektronik melalui SINSW dan dilengkapi tanda tangan digital serta kode QR.
Untuk eksportir barang yang dibatasi pemerintah seperti kopi, karet, atau pupuk, diperlukan dokumen tambahan, seperti:
- ET (Eksportir Terdaftar)
- SPE (Surat Persetujuan Ekspor)
- LS (Laporan Surveyor)
- COO (Certificate of Origin, COO)
- Dokumen lain yang diperlukan seperti Sertifikat Kuota atau Laporan Inspeksi dari otoritas terkait.
Dokumen-dokumen ini memastikan kepatuhan terhadap aturan ekspor nasional dan memperlancar proses perdagangan internasional.
b. Mendirikan perusahaan dagang di Vietnam atau mendaftar di bawah Kementerian Investasi dan Hilirisasi (Ministry of Investment and Downstream Industry)
Sebelum perusahaan Indonesia bisa mengimpor barang ke Vietnam, sangatlah penting untuk usaha Anda perlu terdaftar di Kementerian Investasi dan Hilirisasi. Jika perusahaan ingin memiliki kehadiran jangka panjang, mendirikan trading company di Vietnam bisa menjadi pilihan strategis—terutama jika ingin melakukan kegiatan impor, ekspor, dan distribusi secara rutin di pasar Vietnam.
Proses pendirian perusahaan dagang biasanya meliputi::
- Mendapatkan Sertifikat Pendaftaran Investasi
- Mendapatkan Tanda Daftar Perusahaan
- Mengajukan Lisensi Perdagangan
- Mengurus izin khusus sesuai produk (jika diperlukan)
Bagi perusahaan yang tidak ingin mendirikan entitas hukum di Vietnam, bekerja sama dengan Importer of Record (IOR) adalah pilihan yang praktis. Opsi ini cocok untuk bisnis dengan aktivitas impor yang terbatas, pengiriman yang bersifat mendesak, atau bagi mereka yang ingin menghindari kerumitan logistik lokal, kepatuhan regulasi, serta kendala bahasa.4
2. Dokumen penting yang diperlukan
Memahami dokumen apa saja yang dibutuhkan saat mengekspor dari Indonesia dan mengimpor barang ke Vietnam. Berikut daftar dokumen yang perlu diperhatikan:
a. Dokumen ekspor dari Indonesia ke Vietnam
Menurut ASEAN Briefing, dokumen yang diminta oleh otoritas bea cukai Indonesia meliputi:
- Bill of Lading, air waybill, atau bukti pengiriman lainnya (misal bukti pos atau resi kargo)
- Commercial invoice (Faktur komersial)
- Pemberitahuan ekspor barang (PEB)
- Packing list (Daftar pengepakan)
- Sertifikat asuransi
- Izin ekspor
- Certificate of Origin (COO)5
b. Dokumen impor untuk kepabeanan di Vietnam
Menurut Vietnam Briefing, perusahaan yang melakukan kegiatan impor harus menyerahkan dokumen berikut kepada otoritas kepabeanan Vietnam:
- Sertifikat pendaftaran perusahaan
- Sertifikat kode usaha impor/ekspor
- Bill of lading
- Formulir deklarasi barang impor
- Izin impor (untuk barang yang diatur atau dibatasi)
- Certificate of Origin
- Surat perintah pengeluaran barang (cargo release order)
- Commercial invoice
- Formulir deklarasi kepabeanan impor
- Laporan inspeksi
- Packing list
- Delivery order (untuk barang yang masuk melalui pelabuhan laut)
- Sertifikat standar teknis atau sertifikat kesehatan
- Bukti pembayaran penanganan terminal (terminal handling receipts)6
3. Mengklasifikasikan produk yang akan diimpor ke Vietnam dengan tepat
Vietnam menggunakan kode Sistem Harmonisasi (HS) 8 digit untuk mengklasifikasikan barang impor — menambahkan dua digit tambahan dari kode HS internasional standar. Meskipun sistem HS global sudah membagi produk ke dalam bagian, bab, dan sub-bab, format 8 digit milik Vietnam memungkinkan kategori yang lebih spesifik.
Dua digit tambahan ini membantu otoritas Vietnam membedakan jenis barang secara lebih rinci sehingga mendukung pencatatan perdagangan yang lebih akurat dan pengawasan regulasi yang lebih baik. Bagi importir, mengidentifikasi kode HS yang tepat sangat penting karena menentukan besarnya bea masuk, izin yang dibutuhkan, serta persyaratan kepatuhan lainnya.7
4. Membayar bea masuk, pajak, dan biaya lainnya
Vietnam mengenakan pajak pada hampir semua produk impor, yang dapat mencakup bea masuk, pajak pertambahan nilai (PPN), dan untuk barang-barang tertentu, Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). Tarif dan bea masuk impor berbeda-beda tergantung jenis dan asal barang. Misalnya, barang konsumsi dan barang mewah dikenakan tarif lebih tinggi, sedangkan mesin, peralatan, dan bahan baku umumnya dikenakan tarif lebih rendah atau bahkan dapat dibebaskan.
Berdasarkan asal barang, tarif bea masuk dibagi menjadi tiga kategori::
- Tarif preferensial: Berlaku untuk barang dari negara atau wilayah yang memberikan status most-favored nation (MFN) dalam hubungan dagang dengan Vietnam.
- Tarif preferensial khusus: Diberlakukan untuk barang dari negara atau wilayah yang memberikan preferensi bea masuk khusus kepada Vietnam, biasanya di bawah skema ASEAN Common Effective Preferential Tariff (CEPT).
- Tarif umum: Untuk barang dari negara atau wilayah yang tidak memberikan MFN atau preferensi khusus. Tarif ini tidak boleh melebihi 70% dari tarif preferensial yang ditetapkan pemerintah.
Setelah Anda mengajukan dokumen dan membayar pajak, barang Anda akan diteruskan kepada consignee atau IOR di Vietnam. 8
Mengimpor ke Indonesia dari Vietnam: Panduan langkah demi langkah
Bagi pelaku usaha yang berencana membeli atau mendatangkan produk dari Vietnam, penting untuk memahami persiapan yang dibutuhkan agar proses kepabeanan di Indonesia berjalan lancar.
1. Siapkan dokumen impor wajib
Untuk melakukan impor barang ke Indonesia, Anda perlu menyiapkan dokumen-dokumen berikut:
- Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
- Nomor Induk Berusaha (NIB)
- Pesanan pembelian (Purchase Order, PO)
- Packing list (daftar isi dan kemasan barang)
- Commercial invoice (faktur penjualan)
- Certificate of origin (surat keterangan asal barang)
- Airway bill atau bill of lading
- Izin atau dokumen tambahan lainnya, sesuai dengan HS Code barang yang diimpor
2. Menentukan HS Code yang tepat
Seperti halnya saat melakukan ekspor, dalam proses impor Anda juga harus mengklasifikasikan barang dengan HS Code yang sesuai. HS Code ini akan menentukan besaran bea masuk, pajak, serta apakah diperlukan izin tambahan atau tidak. Untuk impor ke Indonesia, perlu diketahui bahwa Indonesia menggunakan sistem HS Code 6 digit. Contohnya, produk seperti bubuk kakao yang mengandung gula diklasifikasikan ke dalam HS Code 1806.10.
3. Memahami peran consignee atau Importer of Record (IOR)
Consignee atau Importer of Record (IOR) adalah pihak yang secara hukum bertanggung jawab atas barang impor, termasuk kepatuhan terhadap peraturan serta pembayaran bea masuk, pajak, dan biaya lainnya. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun komunikasi yang jelas dengan IOR agar jadwal pengiriman, biaya, dan pembagian tanggung jawab dapat dikoordinasikan dengan baik.
4. Menunjuk mitra logistik yang berpengalaman dan patuh regulasi
Untuk mengurangi risiko kesalahan dan keterlambatan, bekerja samalah dengan mitra logistik yang memahami peraturan impor di Indonesia, khususnya untuk pengiriman dari Vietnam ke Indonesia. Mitra yang tepat dapat membantu mengurus proses customs clearance, klasifikasi HS Code, kelengkapan dokumen, hingga memberikan update pengiriman secara real-time.
Memperlancar pengiriman Anda bersama DHL Express
Hubungan ekonomi antara Indonesia dan Vietnam terus berkembang dan membuka banyak peluang bagi pelaku usaha di kedua negara. Namun, untuk memanfaatkan peluang tersebut, diperlukan pemahaman yang baik terhadap aturan perdagangan dan kepatuhan yang cukup kompleks.
Di sinilah DHL Express hadir untuk membantu. Sebagai pemimpin global dalam layanan pengiriman internasional, DHL Express menawarkan:
- Keahlian dalam proses customs clearance di Indonesia dan Vietnam
- Panduan terkait dokumen ekspor, izin impor, dan kelengkapan pengiriman
- Pelacakan pengiriman secara real-time, sehingga Anda dapat memantau setiap paket internasional
- Pengiriman internasional yang cepat, aman, dan efisien untuk meminimalkan keterlambatan dan memastikan barang tiba tepat waktu
Baik Anda ingin mengekspor ke Vietnam maupun mengimpor dari Vietnam, DHL Express siap mendukung bisnis Anda dengan layanan dan keahlian yang andal.
Siap mengembangkan bisnis ke Vietnam? Buka akun bisnis DHL Express sekarang dan nikmati proses pengiriman yang lebih mudah, cepat, dan terpercaya.